Jumat, 08 Februari 2013

Pribadi Indonesia

(Perbaiki Rawat Indentitas Bangsa Awali dari DirisendirI versi INDONESIA)
Indonesia sudah merdeka sejak tahun 1945, berarti ditahun 2012 ini negara kita sudah menginjak usia 67 tahun. Untuk ukuran seorang manusia tentu umur ini sudah cukup tua dan sudah saatnya menikmati hidup. Namun apa yang terjadi justeru negara kita tidak henti-hentinya di dera masalah baik bencana alam maupun masalah kehidupan berbangsa bernegara dan bermasyarakat.
Bencana terjadi dimana-mana mulai dari tsunami di Aceh, Nias, Mentawai, Sukabumi, dan masih banyak lagi seperti gempa bumi, banjir bandang, tanah longsor dan sebagainya. Memang bencana ini disebabkan oleh alam dan restu Sang Pencipta, namun kita jangan salah bahwa kita sebagai manusia yang dititipkan di bumi ini juga turut andil dalam merusak lingkungan yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut. Berapa luas hutan yang gundul, berapa panjang sungai yang kita tutup baik dengan bangunan maupun sampah dan masih banyak lagi kegiatan kita yang secara sadar atau tidak sadar telah merusak lingkungan sehingga memicu terjadinya bencana alam tersebut.
Dikehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat masalahnya juga tidak kalah hebat. Korupsi makin merajalela, diskriminasi hukum yang tidak ada habisnya, nasib TKI yang menggenaskan, tidak harmonisnya hubungan antar lembaga pemerintahan, kemiskinan yang merata diseluruh wilayah, kemacetan lalulintas yang semakin parah, pengusaha yang tidak berpihak kepada negeri, tawuran antar siswa, mahasiswa, dan bahkan antar warga, peredaran narkoba yang sudah sampai kepelosok desa, hingga penyakit AIDS yang makin menggurita, pendidikan yang mahal dan tidak edukatif, dan masih banyak lagi yang mungkin tidak cukup 1 (satu) halaman untuk menggambarkan masalah yang ada. Bahkan tidak jarang masyarakat sudah acuh atau tidak ambil perduli terhadap keadaan ini.
Keadaan ini semakin parah ketika para pemimpin negeri mulai dari kepala desa hingga kepala negara bingung untuk mengurai permasalahan yang ada apalagi menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Ketika menyelesaikan satu masalah ternyata tidak berhenti sampai disitu, masih panjang rentetannya lagi yang menyebabkan para pemimpin kita tidak berdaya untuk menyelesaikan masalahnya. Misalnya kasus korupsi mulai dari century hingga wisma atlet yang belum jelas ujungnya. Dengan tertangkapnya pelaku korupsi tentunya kita berharap pelaku dapat dihukum seberat-beratnya, namun apa yang terjadi? Justeru pelaku mampu menyeret pusat kekuasaan kedalam masalahnya, penegak hukum yang nota bene menjadi bemper penegakan hukum ternyata ikut terlibat didalam persoalan. Polisi sebagai penegak hukum, jaksa sebagai penuntut, Pengacara sebagai pembela, Hakim sebagai pengadil yang terkadang justeru bersatu berkolusi dengan tidak berpihak pada kebenaran dan keadilan. Begitulah kejadian disemua sisi kehidupan, dan tidak tahu lagi kepada siapa kita berharap dan memohon petunjuk. Orang tua, guru, pemimpin agama, pemimpin negeri malah kadang tidak memberikan contoh tauladan sebagai orang yang patut kita minta pendapat.
APA YANG HARUS KITA LAKUKAN? Tentu ini menjadi pertanyaan kita. Dalam hubungan kemasyarakatan bahwa banyak yang menawarkan kita untuk kembali asas Pancasila secara khitahnya, peningkatan nilai-nilai keagamaan. Sementara di level kenegaraan kita kita pasti pernah mendengar bahwa untuk memecahkan masalah ditingkat negara, kita kenal dengan namanya Koalisi untuk memperkuat pemerintahan, Rekonsiliasi Nasional dan macam segala solusi untuk memecahkan permasalahan bangsa. Solusi itu benar semua, namun kenapa permasalahan terus muncul dan berkembang, dan malah negara yang tidak kenal pancasila justeru kehidupan masyarakatnya lebih Pancasilais, Nilai-nilai agama justeru lebih dapat kita lihat pada tatanan masyarakat di daerah yang tidak kenal agama.
BAGAIMANA MENYELESAIKAN MASALAH INI. Mari kita tanya pada diri sendiri, apakah kita sudah berbuat yang baik, apakah sudah berkata dengan jujur, apakah kita ikut setia menunggu antrian atau menerobos ketika ada kemacetan, apakah kita ikut mencontek ketika teman-teman sekelas juga mencontek, dan masih banyak pertanyaan lainnya. Satu pasti JAWABANNYA adalah mari kita kembali ke PRIBADI INDONESIA, mulai Perbaiki Rawat Indentitas Bangsa Awali dari Diri sendirI versi Indonesia, mulai Awali dari yang KECIL, kapan mulainya? SEKARANG jawabannya. Mari kita ajak Suami, Istri, Anak, Adik, Abang, Kakak, Orang Tua, Tetangga, Teman, Rekan Kerja untuk mulai memperbaiki diri sendiri, dengan mulai hal terkecil dan dimulai saat ini juga. Dengan internet ini mari kita ajak teman-teman blogger dan fesbuker kita untuk turut mengkampanyekan memperbaiki bangsa dengan memperbaiki diri sendiri.
Ada sebuah cerita dari inspirasi.net yang bercerita tentang sepatu raja. Dikisahkan seorang raja ingin berkeliling ke ibu kota untuk melihat perkembangan kota kerajaan. Namun ketika keluar istana, jalanan istana banyak batu tajam-tajam dan khawatir dapat melukai kakinya. Sehingga raja menginginkan jalan istana diperbaiki dan diperindah. Dan diperintahkan kepada para menteri untuk mengumpulkan pengrajin kulit dan ribuan sapi-sapi terbaik untuk melapisi jalanan dengan kulit sapi terbaik. Suatu ketika hadirlah seorang pertapa memberi nasehat bahwa Raja tidak memerlukan ribuan kulit sapi untuk memperbaiki jalan istana, raja hanya memerlukan 2 potong kulit sapi saja, untuk membuat sepatu terbaik sehingga kaki sang raja tidak terluka ketika melalui jalan istana. Dari cerita ini mengingatkan kita bahwa sebelum kita mau memperbaiki dunia perbaikilah melalui perubahan pada diri sendiri terlebih dahulu.
Mungkin Anda bertanya kenapa saya menulis dan mengajak Anda untuk mengkampanyekan PRIBADI INDONESIA (Perbaiki Rawat Indentitas Bangsa Awali dari DirisendirI versi INDONESIA). Bahwa banyak teori tentang perubahan baik secara evolusi maupun revolusi. Dan tentunya kita tidak menginginkan sebuah revolusi apalagi dengan menggunakan kekuatan fisik dan berdarah. Kejadian di negara timur tengah mengingatkan bahwa hukum karma sepertinya berlaku dimana revolusi berdarah akan terjadi berulang dan memakan korban. Kejadian di Mesir dan Libya mengingatkan kita bahwa Khadafi naik dengan peristiwa berdarah dan beliaupun turun dengan peristiwa berdarah. Begitu juga di negara kita telah membuktikan bahwa jatuhnya Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto terjadi karena gerakan mahasiswa dan pemuda yang menyisakan cerita yang menyedihkan untuk semua kalangan. Bahkan semangat reformasi yang kita elu-elukan di akhir tahun 90-an menyisakan PR yang cukup besar dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Arah reformasi seakan membuat Negara kita semakin terpuruk.
Demikian juga kita tidak mungkin berharap perubahan itu dari satu-satu orang untuk melakukan perubahan bangsa ini. Aa Gym sendiri pernah merasakan getirnya perjuangan kampanye 3 M. Apakah kita pernah berharap adanya perubahan yang dapat dilakukan oleh seorang tokoh Nasional seperti Amin Rais, Mahfud MD, Dahlan Iskan, Bang One, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan tokoh nasional lainnya; tokoh partai seperti Prabowo Subianto, Abu Rizal Bakrie, Megawati Soekarno Putri, Tifatul Sembiring, Anas urbaningrum, Surya Paloh dan tokoh partai lainnya; Tokoh Pengusaha seperti Sukanto Tanoto, Chairul Tanjung, Budi Hartono, Putra Sampoerna, Martua sitorus dan tokoh pengusaha lainnya serta tokoh Indonesia lainnya jumlahnya bisa sampai ribuan, apalagi oleh Afdoli yang bukan siapa-siapa di bumi ini, bahkan seorang Presiden SBY sekalipun tidak akan bisa merubah bangsa ini, jika kita sebagai masyarakat tidak mendukung. Jawaban tetap KITA.. sekali lagi JAWABANNYA tetap KITA seluruh MASYARAKAT INDONESIA yang menentukan INDONESIA bisa BERUBAH dan BANGKIT.
Bagi kita yang pernah menyaksikan film Jepang OSHIN, terbayang dibenak kita bagaimana kerasnya kehidupan petani di Jepang. Lahan yang sulit dan terbatas ternyata menjadikan pertanian Jepang justeru lebih maju dibandingkan dengan Indonesia yang dikaruniai tanah subur dan terkenal dengan negara agraris. Pertanian di Jepang maju dengan pesatnya, saat di negara kita sibuk dengan perbaikan tanah akibat pengunaan pupuk kimia dan pestisida, di Jepang justeru telah menerapkan sistem cocok tanam tanpa media tanah. Ini dapat terjadi karena masyarakatnya yang ulet, rajin, displin dan nasionalisme yang tinggi. Beras lokal di Jepang pernah mencapai titik harga tertinggi lebih 3X lipat dari harga biasa. Amerika dan Korea Selatan melihat peluang ini dan menawarkan untuk mengekspor berasnya. Namun apa yang terjadi, ternyata beras impor tersebut tidak laku di pasaran. Masyarakat Jepang tidak mau mengkonsumsi beras impor dari Amerika, dan Korea walaupun harga beras lokal lebih mahal 3X lipat dari harga beras impor. Sehingga para petani Jepang tetap terlindungi. Begitu juga dengan Korea Selatan mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi yang menerpa negaranya karena kekuatan kampanye memperbaiki diri dari masing-masing warganya. Dan Bagaimana PM Mahathir mengupas habis kejelekan dan kekurangan budaya melayu, hingga memunculkan ruh kekuatan di pribadi masyarakat Malaysia untuk bangkit dan memajukan negaranya dan melampaui kemajuan negara kita walaupun negara kita jauh lebih dahulu merdeka.
Berdasarkan sejarah negara Indonesia dan contoh kesuksesan perubahan di negara lain, mari kita bersatu bergandengan tangan untuk merubah keriuhan, kekacauan di negara kita melalui perbaikan pada diri kita masing-masing. Mulailah malu mengambil hak yang bukan miliknya, malu tidak menggunakan produk dalam negeri, malu tidak berbudaya antri, malu tidak mematikan lampu saat tidak digunakan dan malu tidak berbuat baik lainnya. Dengan membudayakan malu, maka kita akan menjauhi perbuatan yang merugikan kepentingan umum dan negara.
Memperbaiki bangsa melalui perbaikan diri sendiri tidak memikirkan kenapa yang lain masih melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum dan negara, tidak memanfaatkan situasi atau kesempatan hanya untuk kepentingan pribadi. Hal ini karena jika kita konsisten mulai memperbaiki diri sendiri maka saudara, teman, tetangga kita akan mengikuti perubahan yang kita lakukan. Bahkan pemimpin juga akan berubah mengikuti kehendak masyarakatnya.
Ketika kita mulai memperbaiki diri untuk merubah lingkungan dengan baik tentunya akan mendapatkan imbalan pahala wujud kepercayaan kita sebagai umat beragama. Mudah-mudahan kita sebagai pelaku perubahan (agent of change) dapat juga menikmati perubahan kemajuan Bangsa Indonesia ini nantinya. Jikapun kita tidak sempat, tentunya anak cucu kita dapat menikmati hasil perjuangan kita dan dapat dengan bangganya berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kita tidak lagi malu sebagai negara pengekspor tenaga kerja, tidak malu lagi termasuk sebagai negara terkorup, dan menjadikan kita bangga sebagai bangsa yang bermartabat, maju dengan keaneragaman suku, agama dan ras.
Berapa lama perubahan ini dapat kita lakukan ? Mungkin kita sering mendengar tokoh-tokoh dan pembesar mengatakan bahwa untuk merubah karakter bangsa memlukan waktu beberapa generasi. Apakah kita hanya diam menunggu generasi selanjutnya. Kita mampu merubah ini dan masih dalam generasi kita saat ini. Syarat hanya tergantung kemauan dan kemampuan kita untuk memperbaiki diri masing-masing dan mengajak anak, istri, suami, saudara, tetangga kita untuk memulai membiasakan diri berbuat baik terlebih dahulu sebelum memperbaiki orang lain. Syarat perubahan suatu bangsa bukanlah kemenangan satu partai atau golongan, tapi adalah kemenangan semua masyarakat dengan bersatu menyatakan perubahan. SYARATNYA adalahnya PRIBADI INDONESIA ini dijalankan oleh 20% warga Indonesia atau 48 juta orang dari 240 Juta masyarakat Indonesia, maka Indonesia dapat bangkit menjadi negara yang sejajar dengan negara maju lainnya. Dunia sudah berubah, komunikasi begitu mudahnya, sehingga dapat menjadi modal kita untuk merubah bangsa Ini. Pengguna Internet di Indonesia saat ini sudah mencapai lebih 40 Juta orang lebih, jika hanya 50% saja pengguna internet indonesia sepakat untuk PRIBADI INDONESIA, maka kita masing-masing cukup mengajak 2 orang teman/keluarga untuk mulai memperbaiki diri. Hanya cukup mengajak 2 orang lain untuk melakukan PRIBADI INDONESIA. Untuk itu mari mulai kita kampanyekan PRIBADI INDONESIA. Waktunya tergantung juga tergantung di pundak kita, jika kita sepakat 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun ataupun 3 Tahun adalah waktu yang tidak mustahil bagi Bangsa Indonesia untuk bangkit. Ayo Bangkit Indonesia!!! Ayo Bangkit Anak Indonesia!!!
Untuk itu kembali kita saling mengingatkan untuk mengkampanyekan PRIBADI INDONESIA dimanapun berada. Karena jika tidak lakukan sekarang, waktu akan berlalu dan tidak berulang kembali. Bukan tidak mungkin negara kita akan bangkrut dan hancur walaupun negara kita terkenal dengan sumber daya alam yang melimpah dan negeri bukan lautan hanya kolam susu, tongkat dan batu jadi tanaman. Beberapa tokoh nasional menyebutkan negara dapat terancam bangkrut jika keadaan ini terus berlanjut tanpa ada tindakan untuk melakukan perubahan. Kita tentunya tidak ingin mewarisi negeri yang bangkrut dan hancur untuk anak cucu yang akan mengisi perjuangan kita. Jadilah Pahlawan untuk anak cucu kita dengan melakukan perubahan dari diri sendiri, mulai dengan hal yang kecil dan mulai saat ini juga.
Melalui ayobai atau Ayo Bangkit Indonesia kita menyediakan situs dengan menggabungkan beberapa model situs dan jejaring sosial dengan harapan mampu mengakomodir keseimbangan antara situs pembelajaran, silahturahim dan hiburan demi sebuah visi misi untuk Indonesia lebih maju.
Sebagai penutup tulisan ini saya berharap kita dapat memahami masalah yang ada disekitar kita dan apa yang akan terjadi bila hal ini kita biarkan berlarut-larut. Mari kita memulai perubahan dengan memperbaiki diri sendiri, hal yang kecil saja terlebih dahulu, dan mulai saat ini juga. Dan mulai mengkampanyekan kepada anak, istri, suami, saudara, teman, tetangga untuk memulai perubahan dari diri sendiri guna menghindari kehancuran dan kebangkrutan negara ini dan ini kita gunakan sebagai dasar pemikiran untuk Ayo Bangkit Indonesia 
Sumber : Ayobai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar