Kamis, 28 Februari 2013

Gayo Harus Perkuat Promosikan Kopi Organik

TAKENGON - Warga Gayo yang berada di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah harus memperkuat mempromosikan kopi organik yang telah menjadi nomor satu dunia. Sebagai produsen kopi terbesar di Asia Tenggara, dua daerah ini harus fokus mempromosikan kopi dalam konsep wisata.

Demikian kesimpulan dalam Seminar Internasional, di Hotel Darussalam, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah, Senin (25/2)  dengan tema “Mengintegrasi Kopi Organik dan Pariwisata Gayo guna Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat”. Seminar dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari pengusaha kopi, pecinta kopi, mahasiswa dan tokoh masyarakat.

Seminar yang digelar Youth Gayo Coffee ini, narasumber Win Wan Nur dari konsultan Media Fortune yang bekerja sama dengan perusaaan Prancis, Eccocert yang membidangi sertifikasi produk organik. Dia mengatakan, pemerintah jangan salah menginterpretasikan wisata, tetapi harus dibedakan antara potensi wisata, produk dan ekses wisata.

Dikatakan, dari ratusan ribu tujuan wisata di dunia, masing-masing memiliki identitas khusus. “Kopi harus jadi ikon dataran tinggi, karena unik dari segi rasa, tanah, cuaca, sehingga kopi gayo mewakili semua cita rasa kopi di dunia,” ujarnya, Disebutkan, sebanyak 80 persen konsumen kopi dunia meminum kopi Arabica, jenis yang berkembang baik di kawasan Gayo.

Untuk mendukung itu, semua kebijakan pemerintah daerah harus berorientasi kepada wisata kopi, baik dari segi tata ruang, dan bangunan. “Sesuai zona, kita fokus saja ke sebuah produk seperti kopi, terutama kopi organik, sehingga makin dikenal yang berimbas pada membaiknya harga pasar,” tambahnya.

Sementara itu, Marie Pailler, Manejer Pengembangan Bisnis dari Eccocert mengatakan, pihaknya siap memasukkan kopi Gayo ke dalam brand mereka yang punya lisensi cukup ternama dalam bidang makanan organik. “Kita sedang penjajakan, jika kopi organik memungkinkan persediaan dan mutunya, kami akan dirikan perusahaan di Indonesia,” katanya.

Menanggapi ini, Kasubdit Perencanaan Sarana Bappeda Aceh Tengah, Jummara mengatakan, ia menyambut baik saran tersebut. “Pada dasarnya, pemerintah daerah sudah mulai fokus terhadap wisata dan kopi, tapi belum berkembang baik,” jelasnya
Ditulis kembali oleh : Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar